Museum Perumusan Naskah Proklamasi merupakan saksi bisu dari masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga era kemerdekaan Indonesia. Bangunan bergaya art deco yang dirancang oleh Belanda pada tahun 1910 dan selesai dibangun pada tahun 1920 ini, memiliki peran historis sebagai lokasi di mana para tokoh pendiri bangsa merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945. Kini, sebagai museum, tempat ini tidak hanya memelihara narasi lengkap dan komprehensif mengenai peristiwa-peristiwa signifikan yang terkjadi dari era Diponegoro hingga Orde Baru, termasuk peristiwa penting sejak 16 hingga 17 Agustus 1945 yang dapat dirasakan melalui kontemplasi sejarah.
Museum ini menawarkan ruang bersejarah yang terkait langsung dengan peristiwa perumusan naskah proklamasi sehingga menjadikannya sebagai pusat destinasi wisata sejarah tingkat nasional. Di antara koleksinya, terdapat mesin tik historis yang digunakan untuk mengetik naskah proklamasi, menjadi materi narasi penting yang menghubungkan pengunjung dengan momen bersejarah tersebut. Dengan terus melakukan transformasi pelayanan publik, Museum Perumusan Naskah Proklamasi tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengenalan tokoh-tokoh proklamasi dan pusat kontemplasi sejarah 'Berdirinya Indonesia", tetapi juga sebagai ruang presentasi publik yang mengedukasi dan menghibur, memperkaya pemahaman publik tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia.
