Informasi Pariwisata

Esensial

Dua Baju Khas Aceh

1. Baju Linto Baro

Baju Linto Baro adalah pakaian adat Aceh yang dikenakan oleh mempelai pria dalam pernikahan tradisional. "Linto Baro" berarti "pengantin pria" dalam bahasa Aceh. Busana ini mencerminkan keagungan dan tradisi masyarakat Aceh yang kaya akan simbolisme.

Ciri-ciri: Atasan berupa baju kurung atau jas panjang berwarna hitam atau gelap, dihiasi bordir emas dengan motif khas Aceh. Bawahannya memakai kain songket dengan motif emas atau perak, dilengkapi sabuk hias. Penutup kepala khas, Meukeutop, dipakai bersama Rencong—senjata tradisional Aceh—yang melambangkan keberanian.

Makna Filosofis: Warna hitam dan emas mencerminkan kebesaran, keberanian, dan martabat, sementara hiasan tradisional melambangkan kesucian dan keindahan pernikahan.

2. Baju Ulee Balang

Baju Ulee Balang adalah pakaian adat yang melambangkan kebesaran dan kemuliaan. Pada masa Kesultanan Aceh, baju ini digunakan oleh raja, sultan, atau bangsawan sebagai simbol status sosial. Kini, pakaian ini dikenakan dalam upacara adat dan perayaan kebudayaan.

Ciri-ciri: Atasan berupa baju panjang bernama Meukasah, dihiasi bordir emas dengan motif tradisional seperti sulur-suluran. Celana longgar Cekak Musang dipadukan dengan kain songket khas Aceh. Penutup kepala Meukeutop dan aksesori seperti ikat pinggang emas, Rencong, serta perhiasan melengkapi busana ini.

Makna Filosofis: Warna hitam dan emas melambangkan kekuatan dan kemuliaan, sementara Rencong mencerminkan keberanian. Motif bordirnya menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan Tuhan.

INSIGHT

Ide Perjalanan

8 Makanan Khas Kota Serambi Mekah yang Jadi Surga Pecinta Kuliner

8 Makanan Khas Kota Serambi Mekah yang Jadi Surga Pecinta Kuliner