Informasi Pariwisata

Esensial

Serunya Wiskul dan Membuat Gerabah di 2 Desa Wisata Penjaga Tradisi, Lombok Tengah

Sobat Pesona sudah jalan-jalan ke mana saja di Lombok?

Selain wisata bahari, mengenal adat istiadat dan tradisi setempat juga nggak kalah seru, lho. Misalnya di Lombok Tengah, kalian bisa kulineran menikmati aneka sajian boga tradisional khas Lombok di Desa Wisata Bonjeruk, atau mencoba membuat kerajinan gerabah di Desa Wisata Penujak yang terletak sekitar dua kilometer dari Bandar Udara Lombok Praya.

Penasaran? Simak terus, yuk.

Wiskul di Pasar Bambu di Desa Wisata Bonjeruk

Tempat wajib pecinta wiskul, nih. Ini adalah sebuah sentra kuliner tradisional di Dusun Peken Bat Desa Bonjeruk Lombok Tengah yang unik karena berada di tengah hutan bambu, dengan lapak-lapak tradisional yang juga dibuat dari bambu beratap rumput alang-alang kering.

Makanan andalannya adalah Ayam Merangkat, hidangan istimewa yang sering disajikan pada acara makan bersama menjelang atau saat pernikahan.

Di Pasar Bambu, hidangan ini disajikan dengan wadah tradisional dari bambu, ditutup dengan tembolak berwarna merah. Satu Paket Ayam Merangkat terdiri dari ayam kampung yang dibakar (kadang disuwir), dengan bumbu spesial kaya akan rempah disajikan bersama dengan makanan pendamping lainnya, seperti sayur bening, tempe goreng, keripik singkong, telor asin, ikan nila goreng serta sambal sebagai pelengkap. Untuk setiap paketnya bisa dinikmati oleh tiga hingga empat orang.



Selain Ayam Merangkat, Sobat Pesona juga bisa mencicipi Bebalung atau sup tulang sapi, serta  jajanan tradisional seperti Kue Cerorot dan Banget Jeruti. Kue Cerorot memiliki tekstur yang lembut dan kenyal, bentuknya unik seperti terompet kecil. Bahan utamanya tepung beras dan gula merah serta santan, sehingga citarasanya manis legit. Pembungkusnya terbuat dari janur atau daun kelapa muda. Sedangkan Banget Jeruti terbuat dari beras ketan dan santan yang gurih, dikemas dalam daun pisang. Pasar Bambu juga menyediakan makanan oleh-oleh khas seperti Jaje Tujaq dan Poteng (semacam tape).

Di tengah Pasar Bambu terdapat prasasti penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2021, menunjukkan Desa Wisata Bonjeruk berhasil masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik di Indonesia, bahkan berhasil meraih predikat lima besar kategori toilet umum terbaik. Salut! Memang toilet umum yang bersih sangat penting ya, untuk kenyamanan wisatawan.

Bangunan Kuno Peninggalan Belanda

Selain wisata kuliner, Sobat Pesona juga bisa mengikuti paket tur di sini. Dengan berjalan kaki maupun naik sepeda keliling desa, kita dipandu mengunjungi pembuat kerajinan tenun, menyangrai kopi, dan bermacam kegiatan seru lainnya. Jika menyukai wisata sejarah, kalian juga bisa mampir ke bangunan rumah kuno peninggalan zaman Belanda berupa gapura yang sering dijadikan lokasi foto wisatawan. Di bagian samping pintu gapura tertulis nama pemiliknya, Ir. H. Lalu Widjaje, seorang pejabat distrik pada waktu itu.

Di dalam pagar tersebut masih berdiri megah rumah berarsitektur khas Belanda berhalaman luas. Konon, di dalamnya masih tersimpan perabotan dan peralatan kuno seperti mesin ketik, foto-foto historis, keris, dsb. Untuk berkunjung ke rumah ini harus membuat janji terlebih dahulu dengan pengelolanya.

Penduduk Desa Wisata Penujak mayoritas pengrajin gerabah yang kini berusaha membangkitkan kembali kejayaan gerabah, karena permintaannya sempat turun signifikan akibat bom Bali. Artshop yang masih beroperasi adalah Damarwulan Artshop dan Yulia Pottery.

Saat memasuki galeri Yulia Pottery milik Amran di Dusun Tenandun, Sobat Pesona  akan melihat ciri khas berupa kerajinan gerabah  yang sangat besar bernama Cerek Maling. Ini adalah produk unggulan Desa Penujak ini belum bisa ditiru oleh desa lainnya. Cerek Maling merupakan tempat air minum yang unik dengan lubang tempat mengisi airnya yang justru terletak di dasar cerek dan tanpa penutup di bawahnya. Ajaibnya, meski demikian, air dari cerek tidak akan tumpah.

Yulia Pottery memproduksi banyak model mulai dari tempat lilin, asbak, hiasan meja, guci hingga furniture berukuran besar. Untuk pewarnaan ada yang menggunakan pewarna buatan pabrik, namun ada pula pewarna alami seperti kulit buah asam. Caranya, kulit buah asam direndam hingga menghasilkan warna merah lalu proses pewarnaan dilakukan saat panas mencapai lebih dari seratus derajat.

Wisata gerabah juga dikemas menjadi Paket Edukasi Gerabah dengan  biaya 50 ribu rupiah, di mana Sobat Pesona bisa mendapatkan edukasi pembuatan gerabah yang hasilnya bisa dibawa pulang, makan siang, serta suvenir spesial berupa sebuah peluit berbentuk burung kecil.

Sedangkan di Dusun Adong, Sobat Pesona juga bisa belajar membuat gerabah dari pasangan suami istri spesialis perajin gerabah ukuran besar, yaitu Amaq Soan dan Inaq Soan. Keduanya memiliki keahlian memproduksi barang-barang besar seperti kendi, tong, meja dan kursi. Rumah produksi gerabah inipun seringkali dikunjungi oleh wisatawan asing untuk belajar terutama dari Negara Belanda.





Proses pengerjaan gerabah diawali dengan penjemuran tanah terlebih dahulu, kemudian tanah disangrai hingga kering dan digiling menyerupai tepung. Agar struktur gerabah lebih kuat, tanah akan dicampur dengan pasir. Pencampuran pasir dengan tanah merupakan proses wajib untuk pembuatan gerabah ukuran besar. Saat cuaca bagus, proses pembuatan gerabah membutuhkan waktu sekitar satu minggu.

Selepas berwisata gerabah, Sobat Pesona bisa sejenak melepaskan pandangan mata menikmati hijaunya persawahan di Desa Wisata Penujak yang sangat luas. Sawah-sawah ini merupakan lahan mata pencaharian asli para penduduk desa yaitu bertani. Karenanya saat musim panen tiba, pekerjaan membuat gerabah akan dihentikan untuk sementara.

Seru kan? Yuk, eksplor lebih banyak lagi desa wisata di Lombok. Jika bukan kita yang membantu para pelaku menggerakkan pariwisata di Indonesia, lalu siapa lagi?

***

INSIGHT

Ide Perjalanan

Mengunjungi 5 Desa Wisata Unik di Lombok

Mengunjungi 5 Desa Wisata Unik di Lombok

Saatnya #MenyapaDesa Senaru di Lombok Utara, Ini 3 Daya Tariknya!

Saatnya #MenyapaDesa Senaru di Lombok Utara, Ini 3 Daya Tariknya!

Dekat Labuan Bajo, Eksplorasi Kampung Budaya Compang To'e Melo, Yuk!

Dekat Labuan Bajo, Eksplorasi Kampung Budaya Compang To'e Melo, Yuk!