Terletak di kawasan bersejarah Menteng, Jakarta Pusat, Cemara 6 Gallery – Toeti Heraty Museum merupakan salah satu ruang seni dan budaya paling aktif dan progresif di ibu kota.
Beralamat di Jl. HOS. Cokroaminoto No.9–11, Gondangdia, galeri ini buka setiap Selasa hingga Minggu pukul 10.00 hingga 17.00 WIB.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi nomor +62 21 391 1823 atau mengunjungi situs resminya di www.cemara6galerimuseum.com.
Sejarah dan Jejak Intelektual Sang Pendiri
Didirikan pada tahun 1993 oleh Prof. Dr. Toeti Heraty N. Roosseno, seorang filsuf, budayawan, dan feminis terkemuka Indonesia, Cemara 6 Gallery lahir sebagai ruang seni yang berpijak pada kesadaran sosial dan kebebasan berekspresi.
Sejak awal berdirinya, galeri ini tidak hanya menampilkan karya-karya seni rupa, tetapi juga menjadi pusat diskusi, pertunjukan, pembacaan puisi, pemutaran video art, serta berbagai kegiatan budaya lainnya.
Pemikiran Toeti Heraty yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial menjadi fondasi dari setiap program yang diadakan di sini.
Visi dan Misi: Seni sebagai Medium Dialog Sosial
Cemara 6 Gallery memiliki visi untuk menjadikan seni sebagai alat refleksi, ekspresi bebas, dan dialog antara individu dengan masyarakat.
Galeri ini menekankan keterkaitan antara seni dan hak asasi manusia, budaya, serta kapasitas manusia untuk menyampaikan gagasan secara kreatif.
Melalui penyelenggaraan pameran tematik, forum diskusi, dan kolaborasi lintas negara, Cemara 6 berupaya menjangkau audiens yang luas serta menyuarakan isu-isu penting melalui pendekatan artistik.
Keunikan dan Koleksi Permanen
Selain sebagai ruang pameran, galeri ini juga memiliki koleksi pribadi yang sangat bernilai, dikumpulkan oleh pendirinya selama bertahun-tahun.
Koleksi permanennya mencakup lebih dari 60 karya seniman besar Indonesia seperti Affandi, Basoeki Abdullah, S. Soedjojono, Srihadi Soedarsono, Popo Iskandar, hingga Mochtar Apin.
Salah satu ruang khusus didedikasikan untuk sekitar 50 karya Salim, pelukis Indonesia yang sebagian besar hidupnya berkarya di Paris. Koleksi ini pernah dipamerkan di berbagai museum ternama, termasuk di Belanda dan Jepang.
Jaringan Internasional dan Kontribusi Global
Sejak awal berdirinya, Cemara 6 aktif dalam program seni berskala internasional.
Di tahun 1996, galeri ini mengkoordinasikan Paviliun Indonesia pada Venice Biennale dan mengadakan program pertukaran budaya Indonesia-Belanda di Erasmus University Rotterdam.
Di tahun-tahun berikutnya, galeri menyelenggarakan pameran prestisius seperti Women in The Realm of Spirituality, serta Against Impunity, yang mengangkat isu HAM di Indonesia.
Eksistensinya sebagai ruang seni yang memiliki jejaring global menunjukkan perannya sebagai jembatan antara seni Indonesia dan dunia.
