Rumah Bale merupakan rumah adat suku Sasak di Nusa Tenggara Barat yang dibangun menggunakan material alami seperti bambu, kayu, dan atap alang-alang. Struktur rumah ini dirancang untuk menyesuaikan kondisi lingkungan, sehingga tetap sejuk meski berada di daerah tropis. Rumah ini biasanya dibangun tanpa paku, menggunakan teknik tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun. Bentuk dan ukuran rumah dapat berbeda tergantung pada status sosial pemiliknya dalam masyarakat.
Setiap Rumah Bale memiliki fungsi yang berbeda, tergantung pada jenisnya, seperti Bale Tani untuk petani dan Bale Bonter untuk pemimpin adat. Ruangan dalam rumah dirancang sederhana, tetapi tetap nyaman untuk aktivitas sehari-hari. Lantai rumah biasanya dibuat dari tanah liat yang dicampur kotoran kerbau agar tetap kokoh dan tidak berdebu. Hingga kini, Rumah Bale masih digunakan oleh masyarakat Sasak sebagai bentuk pelestarian budaya dan identitas tradisional mereka.