Information Center

Essentials

Mengenal Bahan Minuman Herbal dan Cara Membuatnya di Rumah

Minuman herbal bukan sekadar minuman tradisional, tetapi cerminan dari cara hidup masyarakat Indonesia yang selaras dengan alam. Dari desa ke desa, dari generasi ke generasi, ramuan ini diwariskan sebagai bentuk kasih sayang yang berakar kuat pada budaya. 

Dibuat dari dapur rumah hingga kedai jamu di pinggir jalan, dari racikan ibu hingga peracik profesional, minuman herbal menjadi bukti kesehatan bisa dirawat dengan sederhana, alami, dan penuh makna.

Minuman Herbal, Kearifan Luhur yang Tak Lekang Waktu

Jauh sebelum suplemen kesehatan modern bermunculan, masyarakat Indonesia terbiasa membuat minuman herbal dengan mengandalkan tanaman-tanaman yang tumbuh di sekitar rumah untuk menjaga daya tahan tubuh, menyegarkan pikiran, hingga mengatasi keluhan kesehatan ringan.

Biasanya, bahan-bahan yang digunakan adalah rempah dan tumbuhan lokal seperti kunyit, jahe, kencur, daun pandan, hingga akar-akaran tertentu. Semua idirebus, diparut, atau diseduh sesuai kebutuhan.

Tradisi ini tidak lahir dari ruang kosong. Ia tumbuh dari kebiasaan, dari pengamatan alam, dari tangan-tangan ibu yang meracik minuman herbal dengan takaran yang tak selalu tertulis, namun diwariskan lewat rasa dan pengalaman. 

Tanaman yang Sering Digunakan untuk Minuman Herbal

Minuman herbal khas Indonesia identik dengan cita rasa hangat dan aroma rempah yang kuat. Berikut beberapa tanaman yang paling sering digunakan:

1. Kunyit Asam

Kunyit asam biasanya dikombinasikan dengan asam Jawa. Sehingga rasa yang dihasilkan adalah sedikit asam, tapi segar dan kaya manfaat. 

Kunyit asam dikenal dapat membantu meredakan nyeri haid, memperbaiki metabolisme, dan membantu detoksifikasi tubuh.

2. Jahe

Jahe adalah salah satu rimpang yang banyak dicari ketika masyarakat Indonesia masuk angin dan terasa mual. Umumnya jahe disajikan dengan cara diparut atau diiris tipis, kemudian diseduh dengan air panas atau ditambahkan ke dalam teh maupun susu. 

Jahe juga bisa melancarkan peredaran darah. Karena itu, jahe kerap menjadi bahan utama dalam minuman relaksasi setelah spa. 

3. Kencur

Kencur memiliki aroma dan rasa yang khas ketika dikonsumsi. Rimpang satu ini bermanfaat untuk mengatasi pegal-pegal, meningkatkan nafsu makan, dan menyegarkan tubuh ketika lelah setelah beraktivitas seharian. 

Untuk dijadikan minuman herbal, kencur biasanya dibersihkan terlebih dahulu dan langsung direbus ke dalam air hingga mendidih. Ditambahkan sedikit garam, dan rebusan kencur bisa konsumsi setelah hangat. 

4. Rosela

Kelopak bunga rosela yang dikeringkan sering dibuat untuk minuman herbal. Cara penyajiannya mudah, kelopak bunga rosela bisa langsung diseduh dengan air panas sehingga menghasilkan warna merah menyala. 

Memiliki rasa yang asam segar, air rebusan rosela kaya antioksidan, dan baik untuk menjaga tekanan darah serta kesehatan jantung.

5. Serai

Serai atau sereh tidak hanya memberi aroma harum, tapi juga mengandung sifat antimikroba. 

Dengan sifat tersebut, air rebusan serai bisa membantu menurunkan kolesterol, mengatasi sakit kepala, meredakan nyeri menstruasi, hingga berpotensi mencegah kanker. 

Air rebusan serai biasanya disajikan ketika hangat dan ditambahkan madu atau gula agar manis ketika dikonsumsi. 

Contoh Minuman Herbal Khas Indonesia

Setiap daerah di Indonesia memiliki resep minuman herbal khas yang disesuaikan dengan kondisi iklim, budaya, dan tanaman lokal yang tersedia. Berikut adalah daftarnya yang bisa kamu coba. 

1. Bandrek dan Bajigur - Jawa Barat

Bandrek dan bajigur adalah minuman penghangat tubuh yang populer di daerah pegunungan. Bandrek biasanya terbuat dari jahe, gula merah, dan rempah seperti cengkeh dan kayu manis. 

Sedangkan bajigur, dibuat dari santan, jahe, dan gula aren. Kedua minuman ini biasanya disajikan ketika hangat dan sangat cocok dinikmati ketika hujan. 

2. Sari Temulawak - Jawa Timur

Sari temulawak adalah minuman herbal berwarna kuning keemasan yang dibuat dari rimpang temulawak. Rasanya sedikit pahit namun menyegarkan. 

Sarti temulawak sering dikonsumsi untuk menjaga fungsi hati, membantu menjaga metabolisme tubuh, hingga meningkatkan nafsu makan. 

3. Teh Daun Jati Cina 

Daun jati cina banyak digunakan sebagai teh herbal yang membantu melancarkan pencernaan dan detoksifikasi. Biasanya daun jati cina diseduh seperti teh biasa dan dikonsumsi dalam jumlah terbatas, karena terlalu banyak bisa membuat tubuh menjadi daerah. 

Teh daun jati Cina kerap menjadi pilihan untuk menjaga berat badan atau menerapkan pola hidup yang sehat. Teh ini menjadi perjalanan berat badan tubuh yang ideal dengan seimbang, asalkan tidak dikonsumsi berlebihan. 

4. Kayu Ular dan Daun Gatal - Papua dan Maluku

Di wilayah timur Indonesia, bahan herbal yang digunakan pun khas. Kayu ular digunakan untuk meredakan demam dan pegal-pegal. Sementara itu, daun gatal dipercaya dapat mengatasi nyeri sendi.

Keduanya diwariskan sebagai pengetahuan turun-temurun dalam masyarakat adat, menjadi bukti bahwa alam adalah penyembuh terbaik bila dipahami dan dihormati dengan bijaksana.

Kapan Sebaiknya Minum Minuman Herbal?

Tak bisa dikonsumsi kapan saja, ternyata minuman herbal memiliki waktu tertentu agar khasiatnya bisa optimal dirasakan tubuh. Berikut adalah waktu yang disarankan untuk mengonsumsi minuman herbal. 

Pagi Hari untuk Detoks dan Energi

Minuman herbal yang dikonsumsi saat perut kosong di pagi hari membantu membersihkan saluran pencernaan, mengaktifkan metabolisme, dan memberi energi alami. 

Minuman herbal yang bisa dikonsumsi pagi hari di antaranya adalah sari temulawak atau kunyit asam. Khasiat dan rasa segar keduanya bisa membuat tubuh menjadi lebih ringan dan siap untuk beraktivitas. 

Malam Hari untuk Relaksasi dan Imun

Menjelang tidur, tubuh membutuhkan suasana yang tenang dan sistem imun yang tetap siaga. Minuman herbal seperti wedang jahe atau serai madu dapat membantu tubuh lebih rileks, menenangkan pikiran, dan meningkatkan kualitas tidur.

Selain memberi rasa hangat yang menenangkan, jahe dan serai juga mengandung antioksidan alami yang bisa membantu tubuh melawan peradangan dan menjaga daya tahan tubuh selama istirahat malam. 

Setiap waktu punya ramuan yang pas untuk menemani tubuh dan jiwa. Kini, mari kita tengok bagaimana tangan kita sendiri bisa meracik kehangatan itu langsung dari dapur rumah.

Meracik Minuman Herbal Sendiri di Rumah

Membuat minuman herbal di rumah sebenarnya tidak sulit. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana yang bisa dicoba untuk membuat minuman herbal sendiri di rumah. 

  1. Siapkan bahan utama: Bahan utama yang sering dipakai adalah jahe, kunyit, temulawak, serai atau daun-daunan seperti daun jati cina. Baik kering atau segar, bahan-bahan tersebut bisa disulap menjadi minuman herbal yang sehat. 
  2. Cuci bersih bahan: Cuci bersih bahan-bahan utama dengan air mengalir. Pastikan tidak ada tanah, getah, atau kotoran yang menempel. Tujuan dari mencuci adalah menjaga agar semua bahan tetap higienis. 
  3. Iris atau geprek bahan: Diiris atau digeprek tergantung dengan jenis minuman herbal apa yang akan kamu buat. Untuk rimpang seperti jahe dan kunyit biasanya diiris tipis. Namun, jika ingin aromanya lebih cepat keluar saat direbus, maka jahe dan kunyit bisa digeprek sebelum direbus. 
  4. Rebus dengan air bersih: Setelah bahan-bahan dicuci atau diiris, langkah selanjutnya adalah merebusnya dengan air bersih hingga mendidih. Kamu bisa merebusnya selama 15-30 menit dengan api kecil hingga aromanya tercium dan air berubah warna. 
  5. Saring dan sajikan: Setelah mendidih, angkat dan saring air rebusan. Tunggu hingga hangat dan minuman herbal bisa langsung disajikan. Jika kamu ingin meminumnya ketika dingin, air rebusan juga bisa disimpan dalam kulkas. 
  6. Tambahkan pemanis alami: Agar rebusan minuman herbal tidak terlalu pahit atau terasa tumbuhan, kamu bisa menambahkan pemanis alami seperti madu, gula aren, atau perasan jeruk nipis. 

Sudah berhasil membuatnya? Nah, sekarang tinggal cari tahu bagaimana cara menyimpan dan menyajikan minuman herbal agar tetap segar dan berkhasiat saat diminum.

Tips Menyimpan dan Menyajikan Minuman Herbal

Untuk menjaga kualitas dan khasiat minuman herbal, penyimpanan yang tepat sangat diperlukan. Coba ikuti cara menyimpan dan menyajikan minuman herbal sebagai berikut: 

  1. Gunakan wadah bersih dan tertutup rapat: Simpan dalam botol kaca atau wadah food-grade yang steril. Hindari plastik tipis karena bisa bereaksi dengan bahan herbal.
  2. Simpan di lemari es jika tidak langsung diminum: Ramuan herbal umumnya tahan 2–3 hari di kulkas. Simpan dalam suhu dingin agar tetap segar dan tidak cepat basi.
  3. Panaskan kembali tanpa tunggu mendidih: Jika ingin disajikan hangat setelah disimpan, cukup panaskan di atas api kecil hingga hangat, jangan sampai mendidih untuk menjaga kandungan aktifnya.
  4. Beri label tanggal pembuatan: Tulis tanggal saat ramuan dibuat agar kamu tahu batas waktu simpannya dan bisa menghindari konsumsi yang sudah kedaluwarsa.
  5. Sajikan sesuai selera: Setelah disimpan, kamu bisa menikmatinya dalam kondisi hangat untuk efek relaksasi, atau dingin untuk kesegaran di siang hari. Tambahkan irisan lemon atau daun mint untuk variasi rasa alami.

Dengan menyimpan dan menyajikan minuman herbal dengan tepat, kamu tak hanya menjaga rasanya, tapi juga memastikan setiap teguknya tetap membawa manfaat.

Minuman Herbal, Solusi Sehat yang Bisa Dicoba

Minuman herbal bukan hanya warisan budaya, tapi juga solusi alami yang relevan di masa kini. Dengan bahan sederhana, cita rasa khas, dan khasiat yang nyata, tak heran jika minuman herbal tetap bertahan hingga hari ini. 

Minuman ini cocok untuk siapa saja mulai dari pekerja yang butuh relaksasi setelah hari yang panjang, ibu rumah tangga yang ingin menjaga stamina, bahkan sekarang anak muda juga banyak mengonsumsi minuman herbal karena mulai sadar pentingnya pola hidup sehat.

Minuman herbal Indonesia memang bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga tentang menghargai tradisi, merawat diri secara holistik, dan menikmati waktu dengan lebih sadar. Jadi, sudahkah kamu mengonsumsi minuman herbal hari ini? 

INSIGHT

Travel Ideas