go-explore

Kenali Keunikan yang Tersembunyi di Desa Trunyan, Kintamani

Bali terkenal dengan ragam wisatanya yang lengkap. Mulai dari pantai, gunung, danau, kuliner, hingga desa wisata. Di Pulau Bali, khususnya daerah Kintamani, terdapat desa wisata yang cukup tersohor. Namanya Desa Trunyan.

Desa Trunyan adalah sebuah desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki tradisi pemakaman unik. Orang-orang yang meninggal di sana tidak dikubur atau dikremasi, melainkan hanya ditaruh di bawah pohon Taru Menyan. Pohon inilah yang nantinya mampu menghilangkan bau jenazah yang berada di sana.

Lalu, bagaimana asal-usulnya? Apakah ada sejarah yang berkelindan di sana? Berikut ini adalah asal-usul yang bisa Sobat Pesona simak.

 

Asal-usul Desa Trunyan

Pada mulanya, hidup seorang Raja Surakarta. Ia mempunyai empat orang anak yang terdiri dari tiga lelaki dan satu perempuan. Suatu kali, keempat anaknya mengendus bau harum entah dari mana. Si anak bungsu, perempuan mengatakan bahwa bau harum berasal dari timur.

Mereka memohon izin kepada Raja Surakarta untuk mencari bau itu. Sang Raja mengizinkannya. Lalu, mereka berangkat menuju arah timur. Setelah berhari-hari melakukan perjalanan, mereka tiba di Bali. Semakin semerbak baunya, mereka semakin penasaran.

Perjalanan dilanjutkan hingga terhenti di Gunung Batur. Si bungsu memohon izin kepada ketiga kakaknya untuk menetap di situ. Ia merasa aman dan nyaman. Ketiga kakaknya memberikan izin. Si bungsu, yang kemudian menetap di sana, mendapat gelar Ratu Ayu Mas Maketeg.

Singkat cerita, ketiga lelaki itu melanjutkan perjalanan. Namun, dalam perjalanan pertikaian terjadi di antara anak pertama dan anak ketiga. Anak pertama menendang anak ketiga karena kesal melihat tingkah laku anak ketiga yang terlampaui girang. Hal ini disebabkan anak ketiga mendengar suara burung yang sungguh merdu.

Peristiwa itu mengakibatkan anak ketiga jatuh yang kemudian menjadi duduk bersila. Pose tersebut bisa Sobat Pesona lihat ketika melangkah ke Desa Kedisan, Pura Dalem Pingit. Anak ketiga diberi gelar Ratu Sakti Sang Hyang Jero. 

perahu

Sumber foto : christoffer zackrisson 

Perjalanan berlanjut yang menyisakan anak pertama dan kedua. Di tengah perjalanan, dan sampai di Danau Batur, mereka melihat dua perempuan cantik. Anak kedua ingin menyapanya namun dicegah oleh anak pertama. Alhasil, terjadi adu mulut yang menyebabkan anak pertama melakukan tindakan seperti sebelumnya. Ia menendang anak kedua hingga jatuh tertelungkup. Kelak, di tempat tersebut dinamakan Desa Abang Dukuh.

Anak pertama tinggal sendirian. Ia kembali melangkah untuk menuju bau harum itu hingga akhirnya mencapai Pohon Taru Menyan. Di sana ada seorang perempuan yang cantik dan menawan. Anak pertama terpesona hingga memiliki hasrat untuk memilikinya.

Si perempuan setuju dan mereka pun menikah. Kemudian, untuk menjadi seorang pemimpin di situ, anak pertama diberi gelar Ratu Sakti Pancering Jagat. Kelak, ia menjadi dewa tertinggi di Desa Trunyan. Sedangkan si istri mendapatkan gelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Kelak, ia menjadi pelindung Danau Batur.

Ratu Sakti Pancering Jagat ingin mengamankan daerahnya dari ancaman pihak luar. Oleh karena itu, ketika ada yang wafat, jenazahnya tidak dikubur melainkan ditaruh di dekat Pohon Taru Menyan. Pohon itulah yang mengaburkan bau jenazah dan mengeluarkan bau harum. Taru berarti pohon dan Menyan berarti harum.

 

Tradisi Pemakaman di Desa Trunyan

Ada yang menarik dengan tradisi pemakaman di sana, Sobat Pesona. Jumlah jenazah yang ditaruh di bawah Taru Menyan tidak boleh lebih dari sebelas orang. Selain itu ada beberapa syarat yang harus terpenuhi di antaranya:

1.  Meninggal secara wajar

2.  Telah Menikah

3.  Anggota tubuh lengkap

Mereka yang meninggal dengan ketentuan di atas akan dimakamkan secara Mepasah (ditaruh di bawah Taru Menyan). Wilayah pemakamannya disebut sebagai Sema Wayah.

Namun, ada dua wilayah lain jika tidak memenuhi ketentuan di atas. Mereka pun akan dikubur. Pertama, Sema Muda untuk anak kecil atau orang dewasa yang belum menikah. Kedua, Sema Bantas untuk yang meninggal secara tidak wajar atau anggota tubuhnya tidak lengkap karena penyakit.

 

Aturan di Desa Trunyan

Sobat Pesona, jika berkunjung ke sana, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi. Misal, menghormati untuk tidak berbicara kotor dan tidak mengambil barang apa pun yang berada di Taru Menyan. Selain itu, ikutilah protokol kesehatan yang berlaku, mulai dari menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, dan menjauhi kerumunan.

 

Tempat Menarik di Sekitar Desa Trunyan

 

1.   Pura Pancering Jagat

Di tempat ini, Sobat Pesona akan menemukan atraksi menarik. Atraksi tersebut berupa kesenian tradisional yang diberi nama Barong Brutuk. Bagi masyarakat sekitar, Barong Brutuk merupakan jelmaan dari penguasa di Desa Trunyan.

Ada Ratu Sakti Pancering Jagat dan Ratu Ayu Pingit Dalem Dasar. Orang-orang yang menjadi Barong Brutuk adalah orang terpilih. Mereka harus melakukan penyucian diri atau karantina selama 42 hari. Selain itu, mereka tidak boleh berhubungan dengan perempuan. Oh, iya, Sobat Pesona, untuk pemerannya biasanya laki-laki.

Pakaian Barong Brutuk berasal dari daun pisang yang dikeringkan. Sedangkan untuk penutup wajah menggunakan topeng. Namun, topeng yang digunakan berbeda dari kebanyakan di pusat oleh-oleh Bali.

Nah, kesenian ini hanya dapat disaksikan oleh Sobat Pesona setiap dua tahun sekali. Barong Brutuk dilakukan saat upacara Ngusapa Kabat di Pura Pancering Jagat.

 

2.   Danau Batur

batur

Sumber foto : robin canfield

Salah satu tempat wisata yang menarik di sekitar Desa Trunyan adalah Danau Batur. Sebelum Sobat Pesona menuju ke Desa Trunyan, pasti akan melewati Danau Batur. Ini adalah salah satu danau di Bali yang terkenal akan keindahannya. Bahkan, keindahannya pun diakui oleh UNESCO dengan menempatkan Danau Batur sebagai Global Geopark Network.

Berada di ketinggian 1050 meter di atas permukaan laut, Sobat Pesona akan melihat keindahan danau yang berwarna hijau kebiru-biruan. Selain itu, Sobat Pesona juga bisa menikmati keelokan bukit yang memanjang. Danau Batur adalah tempat yang tepat untuk santai, rileks, dan mencari ketenangan.

Inilah Desa Trunyan dengan segala keindahannya. Meskipun terkesan angker dan mistis, tapi jangan salah, Sobat Pesona bisa mendapatkan wisata alam juga, lho! Bahkan, ada pengetahuan yang baru dan pengalaman menarik dari Desa Trunyan.

Selain itu, Sobat Pesona juga bisa mengabadikan momen pemandangan dan suasana Desa Trunyan melalui gawai atau kamera. Tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir saat Sobat Pesona berada di tempat wisata mana pun di Desa Trunyan, Bali, ya.

Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang bisa dilakukan selama berwisata di Bali, Sobat Pesona bisa melihat berbagai ide liburan di laman ini. Lakukan perencanaan liburan Sobat Pesona dan dapatkan pengalaman tak terlupakan ketika mengunjungi tempat wisata #DiIndonesiaAja!