MaiA ai-icon

Informasi

Sosok Para Peracik Kenangan Desa Wisata, Labuan Bajo

Sobat Pesona pasti setuju, jika kenangan dari sebuah perjalanan itu sering kali tercipta berkat interaksi dengan para pelaku pariwisata, seperti pemandu, peracik kopi lokal, juga budayawan. Percakapan yang terjalin, kisah yang dituturkan, pengalaman yang dibuat bersama; membuat kenangan makin berwarna.  Experience Indonesia in 360

Om Agus “Kopi Tuk”, Desa Batu Cermin


“Tuk” berasal dari kata tumbuk. Konon, karena kopinya ditumbuk dengan cinta. Racikan yang paling disukai adalah Florasta Blend campuran Robusta dan Arabika. Kopi Tuk menjadi ikon, berkat ketekunan Agustinus mempraktikkan ilmu dari berbagai pelatihan termasuk Kemenparekraf, serta kehangatan pribadinya yang membuat wisatawan selalu betah. Pria yang dulunya pemandu ini tinggal di Batu Cermin, tapi bersama Kopi Tuk ia menjelajah Labuan Bajo, juga mangkal hingga senja di Bukit Cinta. 

Siap-siap ngakak ya, oleh celetukan khas Om Agus seperti, “Ini Kopi Robusta, Romantis Bukan Dusta!”

Aiiihh!

Adrianus Taur, Peracik Industri Herbal Desa Golo Bilas

Saat pandemi, Adrianus menghidupkan lagi kebiasaan masyarakat Manggarai memanfaatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sebagai ramuan alami kesehatan.

Awalnya ia memanfaatkan tanaman herbal di pekarangan rumah, namun kini Adrianus juga menampung hasil budi daya warga sekitar seperti jahe merah, temulawak, pandan, kunyit, sereh; dengan omzet mencapai 8 juta/bulan. Keren banget kan, karena industri herbal ini tak hanya menyehatkan badan tapi juga menyehatkan perekonomian desa.

Sobat Pesona jangan lupa borong ya, Sari Toga Komodo racikan Adrianus buat oleh-oleh dari Labuan Bajo.

Alfons, Pemandu Gua Batu Cermin

Seperti halnya Labuan Bajo, dulu Gua Batu Cermin juga berada di dasar laut. Gua ini muncul ke permukaan karena air laut surut. Karena itu, Sobat Pesona bisa melihat dindingnya yang terbuat dari karang berkelip oleh kandungan kristal garam, serta berhias fosil biota laut seperti penyu, ikan, juga koral.

Keunikan gua ini juga muncul dari paduan sensasi refleksi cahaya, serta kegelapan hakiki saat wisatawan diminta mematikan semua sumber cahaya, seperti dijelaskan Alfons, pemandu lokal Gua Batu Cermin.

Tentu sebagai pemandu, Alfons tak hanya bertugas menjelaskan keindahan Gua Batu Cermin. Memastikan wisatawan nyaman dan aman hingga keluar lokasi, juga menjadi fokus utamanya. Pelindung kepala, penerangan, kapasitas ruang, dan keharusan semua bergerak bersama pemandu; adalah hal yang selalu ia perhatikan agar pengunjung gua dapat pulang membawa kenangan menyenangkan.

Yogi Indrawan, Penggerak Wisata Desa Pasir Putih


Sobat Pesona akan merasakan suasana khas perkampungan Suku Bajo begitu kapal merapat ke dermaga Desa Pasir Putih. Penduduk desa nelayan ini sangat ramah dan terbuka, seperti halnya Yogi, salah satu penggerak pariwisata di sana.

Selain laut jernih dan nuansa perkampungan nelayan yang unik, Desa Pasir Putih punya keistimewaan lain, yaitu indah dilihat dari udara.  Karena itu, Sobat Pesona wajib naik ke bukit ikonis di ujung desa, yang puncaknya ditempati panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Titik tertinggi menyajikan pemandangan terbaik ke seluruh desa dan laut biru di sekelilingnya, berupa warna-warni atap rumah dikelilingi pantai berpasir putih, dibingkai birunya laut, berlatarkan langit.

Kata Yogi, mereka punya mimpi besar memoles desanya menjada “Desa Pelangi di Tengah Laut” dan berencana membangun gardu pandang di sana sebagai wahana menikmati panorama. Duh, jika terlaksana, semoga Desa Pasir Putih makin cantik, ya!

Riki Morgan, Budayawan Desa Batu Cermin

Sejak 2019 Riki mendirikan Sanggar Potang Iring untuk merangkul generasi muda di desanya sebagai pemelihata warisan budaya Manggarai. Berawal dari keinginan Riki mengisi kekosongan kegiatan seni budaya di daerahnya, kini sanggarnya sering terpilih tampil di perhelatan nasional dan Riki sendiri aktif dalam Gentra Lestari Budaya, komunitas pegiat seni tradisi Indonesia. 

Bisa menyaksikan kesenian tradisional di tempat asalnya, tentu memberikan ingatan manis bagi wisatawan, ya. Misalnya Tari Ndundundake, tarian Manggarai yang sering dipentaskan untuk menyambut tamu untuk menunjukkan kehangatan dan keramahan tuan rumah.

Siap meracik kenangan bersama para pelaku pariwisata Labuan Bajo?

Yuk, Sobat Pesona, kita agendakan perjalanan ke sana segera.

***

INSIGHT

Ide Perjalanan

Pakaian Adat Kepulauan Riau Simbol Keanggunan 

Pakaian Adat Kepulauan Riau Simbol Keanggunan 

Jangan Sampai Terlewat, Nikmati Seluruh Potensi Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi

Jangan Sampai Terlewat, Nikmati Seluruh Potensi Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi

Tugu Khatulistiwa, Penanda Garis Imajiner Penting di Pontianak

Tugu Khatulistiwa, Penanda Garis Imajiner Penting di Pontianak