Pelabuhan Palopo

Tana Toraja – Ke’te’Kesu’ adalah salah satu daerah paling terkenal di Sulawesi, yang dikenal dengan budaya dan tradisi uniknya. Pelabuhan Tanjung Ringgit selalu memiliki hubungan perdagangan dengan dataran tinggi Sulawesi yang dikenal sebagai Tana Toraja, dan dapat dijangkau melalui jalan pegunungan berkelok yang menantang, menjadikannya pintu gerbang yang sempurna untuk menuju Toraja. Jarak dari Pelabuhan Palopo ke Tana Toraja adalah sekitar 64 km, yang dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari Palopo

Lemo Burial Site adalah situs pemakaman paling terkenal di Tana Toraja. Terletak di tebing curam, situs ini dikelilingi oleh pemandangan sawah yang indah, menciptakan suasana yang mistis dan memukau. Di Lemo, pengunjung dapat melihat patung-patung tau-tau (patung kayu yang menggambarkan wajah orang yang telah meninggal) yang dipasang di dinding batu sebagai penghormatan kepada leluhur. Jarak dari Pelabuhan Palopo ke Lemo Burial Site adalah sekitar 70,2 km

Ini adalah kediaman Datu Luwu, keturunan ke-40 dari pendiri mitologis dinasti Luwu: Batara Guru. Istana ini adalah sebuah mansion bergaya Belanda yang dibangun pada tahun 1920, yang terletak di samping sebuah istana bergaya Bugis yang terbuat dari kayu. Istana ini dikelilingi oleh taman yang terawat dengan baik, menjadi tempat yang menyenangkan untuk ketenangan di tengah kota kecil Palopo yang hidup. Jarak dari pelabuhan Palopo ke Istana Langkanae: 1,5 km dengan mobil.

Merupakan rumah adat tradisional masyarakat Toraja. Tongkonan memiliki atap berbentuk perahu yang khas dan melengkung besar seperti pelana. Seperti kebanyakan arsitektur tradisional Indonesia yang berbasis Austronesia, tongkonan dibangun di atas tiang. Pembangunan tongkonan merupakan pekerjaan yang memakan banyak tenaga, dan biasanya dibangun dengan bantuan seluruh anggota keluarga atau teman-teman. Dalam masyarakat Toraja asli, hanya bangsawan yang memiliki hak untuk membangun tongkonan. Rakyat biasa tinggal di rumah yang lebih kecil dan kurang dihias yang disebut banua.

Kedua pasar ini merupakan pasar terbesar di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dan jelas mencerminkan budaya serta peradaban masyarakat Toraja dan komunitas sekitarnya. Pasar Bolu terletak di Rantepao, pusat wisata Toraja, dan merupakan daya tarik wisata yang populer serta tempat yang menarik untuk dikunjungi. Pasar ini hanya buka sekali dalam enam hari, dan menjadi pusat utama penjualan kerbau, serta babi. Sayuran, buah-buahan, kopi, dan produk makanan lainnya juga bisa ditemukan di pasar ini. Jarak dari pelabuhan Palopo ke Pasar Bolu: 58 km dengan mobil.

Bukit Kambo atau Highland Kambo adalah objek wisata terbaru di Kota Palopo. Dari ketinggian Bukit Kambo, pengunjung dapat menikmati pemandangan panoramik Kota Palopo. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan. Jarak dari pelabuhan Palopo ke Bukit Kambo: 11 km dengan mobil.

Terletak di puncak gunung Buntu Malenyong, Air Terjun Latuppa menyuguhkan mata air tawar dan formasi batu yang menakjubkan di tengah hutan hujan yang lebat. Air terjun ini terdiri dari beberapa tingkatan, di antaranya terdapat kebun kakao yang indah. Pengunjung juga dapat berjalan-jalan di sepanjang Sungai Latuppa yang mengalir dan berkelok sepanjang 12 kilometer.

Dibangun pada tahun 1920, istana ini dibangun oleh pemerintah Belanda sebagai pengganti bangunan saoraja yang asli. Dulunya, istana ini adalah kediaman kerajaan Luwu, monarki pertama yang tercatat dalam sejarah Bugis yang memerintah dari abad ke-12 hingga ke-16. Jelajahi sejarah lokal melalui miniatur saoraja serta Monumen Perjuangan Rakyat yang melambangkan perjuangan mereka melawan penjajahan Belanda.

Dengan balok dan struktur besar sebagai pusat perhatian, taman ini telah melalui berbagai proyek pengembangan besar untuk menjadi ikon baru kota Palopo. Di area ini, pengunjung dapat berfoto di depan papan bertuliskan "I Love Palopo City" dan menikmati keindahan cahaya yang memancar dari taman ini saat senja tiba.