Selamat datang di Pulau Sumba, salah satu surga eksotis di wilayah timur Indonesia! Hamparan sabana yang luas, bukit kapur yang berjejer, serta kemegahan alam yang begitu indahnya melebur secara sempurna dengan kearifan lokal masyarakatnya yang begitu istimewa. Desa-desa di pulau ini mayoritas didirikan di puncak bukit dengan bentuk rumah yang masih mengusung konsep tradisional beratap jerami. Mayoritas rumah-rumahnya dibangun di dekat makam leluhur, karena sebagian besar warga setempat memeluk kepercayaan Marapu, yakni kepercayaan untuk memuja nenek moyang atau leluhur.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, menjadikan Pulau Sumba sebagai surga untuk para peselancar. Tinggi ombak di pulau ini biasanya antara 1 hingga 2 meter. Sedangkan, ombak yang tertinggi biasanya muncul pada bulan Mei hingga Oktober. Nah, karena arusnya cukup kuat, hanya peselancar profesional saja yang disarankan berselancar di sini.
Jangan salah lho Sobat Pesona, meskipun masih belum banyak terjamah, di sini sudah banyak resor-resor mewah nan eksklusif. Salah satunya adalah Nihi Sumba yang dulu dikenal dengan nama The Nihiwatu Resort, sebuah resor eksklusif dengan pemandangan eksotis. Tahun ini, Nihi Sumba masuk dalam daftar 100 hotel terbaik dunia versi majalah Travel + Leisure dalam ajang World’s Best Hotel Awards 2020 dengan menduduki peringkat ke-95, Sobat Pesona!
Sedangkan, bagi Sobat pesona yang lebih menginginkan suasana tenang dan damai, Mario Hotel and Cafe adalah tempat yang paling tepat. Pasalnya, tempat ini memungkinkan Sobat Pesona untuk melihat lumba-lumba di laut lepas sambil menyeruput kopi di pagi hari. Menenangkan, bukan? Selain pilihan di atas, ada juga eco resort menarik yang bisa Sobat Pesona coba, seperti Eco Resort Sumba Dream dan Maringi Eco Resort yang merupakan bagian dari Sumba Hospitality Foundation.
Nah, buat Sobat Pesona yang tertarik berinteraksi langsung dengan penduduk setempat dan membantu mengembangkan pariwisata pulau ini, Sobat Pesona bisa kunjungi Sumba Hospitality Foundation. Lembaga non-profit ini membuka hotel di area sekolah The Sumba School. Selama menginap di sini, tamu akan diajak untuk menyelami kehidupan di Sumba dan berinteraksi dengan para siswa. Semua biaya yang Sobat Pesona bayarkan ke hotel ini, akan digunakan untuk mendanai berbagai program sekolah, lho. Keistimewaan hotel ini tak hanya berhenti di situ, lho! Penginapan yang satu ini juga masuk ke dalam daftar hotel ramah lingkungan dan berkelanjutan karena mayoritas bahan bakunya terbuat dari bambu. Selain itu, penginapan ini juga hemat energi, karena memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahayanya. Keren, kan?
Wilayah Sumba bagian barat juga menawarkan banyak sekali wisata, terutama bagi wisatawan yang hobi mengeksplorasi keunikan budaya setempat. Salah satu desa tradisional yang bisa Sobat Pesona kunjungi adalah Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. Di sini, Sobat Pesona bisa menyaksikan ritual serta tradisi unik yang dijalankan oleh masyarakat dengan kepercayaan Marapu. Nah, lebih seru lagi kalau Sobat Pesona datang ke Waikabubak saat festival Pasola pada bulan Februari atau Maret, nih. Festival Pasola merupakan sebuah tradisi menyambut panen yang sudah ada di Sumba selama puluhan tahun. Acara ini biasanya diadakan di lokasi-lokasi yang berbeda dan pada hari yang berbeda-beda pula. Pada perayaan ini, akan ada ratusan orang menunggang kuda tanpa pelana dan saling melemparkan tombak. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Festival Pasola merupakan upacara yang akan membawa kesuburan bagi tanah mereka.
Lain halnya di Waingapu, ibu kota Sumba Timur ini punya daya tarik lain yang bisa Sobat Pesona selami. Waingapu merupakan surga bagi para pecinta tenun ikat khas Sumba. Pasalnya, di sinilah desa penghasil tenun berada, yakni Desa Prailiu, dan Desa Kwangu, dan Desa Lambanapu. Ketiga desa tersebut dikenal sebagai penghasil tenun ikat khas Sumba yang masyhur. Proses pembuatan kain tenun di Sumba ini masih menggunakan cara yang tradisional dan pewarna alami. Biasanya, warna dominan pada tenun ikat meliputi, biru tua, merah dan hitam, serta putih dan kuning. Sedangkan, motifnya sangat beragam, mulai dari motif flora, binatang, maupun manusia. Nah, kalau kamu berkesempatan menginjakkan kaki di Sumba, jangan lupa untuk berkunjung ke desa-desa ini ya untuk melihat secara langsung proses pembuatan tenun ikat Sumba yang mendunia!
Transportasi Menuju Sumba:
Jika Sobat Pesona hendak ke Sumba dengan menggunakan jalur udara, ada beberapa maskapai penerbangan yang bisa Sobat Pesona gunakan, di antaranya adalah Garuda Indonesia, Wings Air, dan Nam Air. Sebagian besar penerbangan ke pulau ini, transit di Bali atau Flores terlebih dahulu, sebelum sampai di Bandara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Untuk rute Flores-Waingapu, ada maskapai Garuda Indonesia, Wings Air dan Nam Air yang bisa digunakan. Sedangkan, untuk rute Bali-Waingapu Sobat Pesona bisa menggunakan maskapai penerbangan Wings Air dan Nam Air.