go-explore

Mnahat Fe’u Heritage Trail

 

Virtual Heritage: Mnahat Fe’u Heritage Trail dari komunitas Lakoat Kujawas, membahas keindahan dan keunikan dari desa kecil bernama Taiftob di pegunungan Mollo, Timor Tengah Selatan. Bersama host kita Dicky Senda dan Sandra Liu dari kelas menulis kreatif dan juga Rara Sekar sebagai guest star

Mnahat Fe’u Heritage Trail

Sumber Foto: Traval Virtual Heritage

Mnahat Fe’u yang berarti makanan baru, diambil dari salah satu jenis tarian Bonet yang ada di masyarakat Timur. Menari Bonet biasanya dilakukan ketika musim panen atau perayaan-perayaan makan bersama. Mnahat Fe’u juga adalah warisan berbagai pengetahuan misalnya, pengetahuan tentang makanan, pertanian ekologi dan ekosistem, hubungan manusia dengan Tuhan dan alam. 

Kalau berkunjung langsung ke Taiftob, kamu akan langsung disuguhkan sirih pinang dan kapur. Menurut orang Mollo, sirih pinang dan kapur adalah media untuk berkomunikasi kepada leluhur, alam dan sesama manusia. 

“Tapi kalau temen-temen ada yang gak terlalu suka gimana? Karena pastinya kita ingin memberikan penghormatan kepada tuan rumah” tanya Rara sekar. 

“Sirih pinang wajib diberikan ketika kamu mengundang seseorang atau ketika kedatangan tamu, sebagai wujud penghoramatan kepada tuan rumah yang memberikannya, kita sebagai tamu harus menerimanya, perkara dimakan atau tidak itu urusan belakangan. Karena yang penting itu menerima apa yang diberikan, juga sebagai simbol secara komunikasi kita sudah terhubung” Jelas Dicky.

Mnahat Fe’u Heritage Trail

Sumber Foto: Traval Virtual Heritage

Dicky juga menjelaskan tentang arti dan makna kain tenun khas orang Mollo yang bukan sekadar kain aja tapi juga mengandung makna tentang ekosistem antara sesama manusia dan manusia dengan Tuhan, bumi, dan sumber-sumber kehidupan seperti mata air dan hutan. 

Orang Mollo atau Timur punya sebuah filosofi yaitu mereka menyebut alam seperti tubuh, tulang diibaratkan batu, rambut dengan hutan darah dengan air dan kulit dengan tanah. Jadi, mereka bisa membayangkan bagaimana kalau rambut kita gundul supaya tidak menebang hutan sembarangan, atau hilangnya darah dari tubuh kita. Filosofi ini yang membuat orang-orang Mollo bersungguh-sungguh menjaga setiap sumber kehidupan seperti mereka menjaga tubuh mereka sendiri. 

Lalu kita akan berkunjung ke rumah tradisional orang Mollo yang bernama Rumah Bulat. Rumah Bulat ini punya pintu yang pendek bukan karna orang Mollo pendek, tapi supaya ketika kita bertamu kerumah orang, kita akan masuk dengan badan yang membungkuk sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah dan seisi rumah. 

Rumah Bulat ini biasanya menjadi tempat tinggal, ruang masak, lumbung makanan, penyimpanan benda pusaka milik keluarga dan juga juga tempat untuk ternak, karena kalau musim dingin tiba suhu diluar bisa sangat dingin, jadi para peternak memasukan hewannya kedalam rumah bulat supaya gak mati kedinginan. 

Selanjutnya, kita bahas makanan. Salah satu makanan khas orang Mollo adalah jagung Bose, yaitu jagung kering yang dikupas lalu ditumbuk, setelah itu dipisahkan dengan kulitnya. Jagung Bose ini bisa dimasak dengan kacang, sayuran atau daging. Makanan khas lainnya adalah makanan dan minuman yang difermentasi. Ada banyak jenis makanan dan minuman yang diawetkan misalnya daun bawang, selai buah lakoat, buah nanas, tomat, jeruk atau lemon, sayur asin atau sawi pahit yang coba diasinkan menggunakan air kelapa atau air yang sudah dicampur garam.

Mnahat Fe’u Heritage Trail

Sumber Foto: Traval Virtual Heritage

Masyarakat Mollo biasanya mengawetkan minuman dengan teknik tradisional menggunakan ragi khusus untuk wine atau fermipan, ragi untuk roti atau menggunakan ragi alami. Contoh minuman yang menggunakan ragi alami adalah bir dari jahe. Lalu kita juga akan melihat cara mengawetkan daging dengan cara diasap yang bisa dimakan kapan saja, setelah itu kita akan belajar membuat sambal luat bersama Mama Fun.

Mnahat Fe’u Heritage Trail

Sumber Foto: Traval Virtual Heritage

Terakhir, kita akan makan bersama dengan mengikuti tradisi dari orang Mollo yaitu hanya satu orang yang mengambilkan makanan dan memberikannya kepada orang-orang, kalau kamu udah kebagian makanan kamu gak bisa langsung makan harus menunggu semuanya mendapat makanan, kalau ada yang makan duluan nanti ada sanksi atau hukumannya, lho. Kamu juga gak bisa langsung menghabiskan makanan kamu, dan harus menunggu semuanya habis. Paling nggak kamu harus menyisakan satu suapan terakhir yang akan dimakan sama-sama, karena mulai makannya sama-sama jadi kita harus menghabiskan makannya bersama-sama juga.

Penasaran dengan gambaran seperti apa sih budaya orang Mollo ini? Kamu bisa liat tayangan lengkapnya di YouTube Pesona Indonesia dan jangan lupa masih ada Virtual Heritage lainnya loh, kamu bisa cek jadwalnya di website Traval www.traval.co