Upaya buat mempromosikan berbagai destinasi unggulan #DiIndonesiaAja terus dilakukan oleh Kementerian Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Sepanjang tahun 2020 silam, sudah ada sederet program yang dilaksanakan untuk mengenalkan tempat-tempat eksotis di Indonesia. Kolaborasi dengan berbagai pihak  juga dilakukan untuk terus menggenjot sektor pariwisata Indonesia. Nggak cuma melibatkan sektor pariwisata, Kemenparekraf juga menggarap program-program yang melibatkan pegiat industri kreatif termasuk para musisi dan seniman. Music is Indonesia merupakan salah satu produk dalam bentuk video musik hasil kolaborasi epik antara bidang pariwisata, musik, dan seni. Project ini akan nggak cuma dalam satu video saja, lho. Music is Indonesia akan menjadi video series yang terdiri dari delapan video dengan durasi 7-10 menit per episodenya. Video itu akan mengambil lokasi di beberapa destinasi unggulan Indonesia. Untuk video pertama, Bromo Tengger Semeru menjadi destinasi yang menjadi sorotan dalam karya digital ini.
 

Digital series tentang musik, musisi dan kekayaan Indonesia

Sedikit cerita tentang awal mula lahirnya ide untuk pembuatan Music is Indonesia. Project ini lahir dari adanya pemikiran tentang penggambaran apa itu Indonesia. Setelah dipikirkan lagi ternyata susah untuk menggambarkan Indonesia hanya dengan kata-kata saja. Indonesia itu bukan cuma negara atau nama tempat saja. Indonesia juga bukan hanya sebuah kata benda, kata sifat maupun kata kerja. Indonesia adalah sebuah rasa. Nah, kompleks banget, kan? Untuk menyampaikan kompleksitas itu terciptalah sebuah karya bertajuk Music is Indonesia.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Music is Indonesia bukanlah sebuah event, festival, atau sejenisnya. Ini merupakan digital series yang mempertemukan musisi, seniman, dan kekayaan wisata Indonesia dalam satu karya audio visual. Persembahan istimewa ini pertama kali dirilis pada 25 Desember 2020 silam dan bisa disaksikan di kanal Youtube Kemenparekraf. 

Dalam project ini Kemenparekraf menggandeng dua anak bangsa yang sangat berbakat dan bisa dibilang multitalenta. Yang pertama adalah seorang musisi yang sudah bertahun-tahun malang melintang di industri musik tanah air. Ia adalah Sri Aksana Sjuman atau sering dikenal dengan nama Wong Aksan. Drummer yang lahir pada tahun 1970 ini sudah mengenal dunia musik sejak muda dan karyanya juga sudah banyak beredar. Ia sempat kuliah di Jerman dan mengambil jurusan musik. 

Nama Wong Aksan mulai melambung kala ia bergabung dengan Dewa 19. Pada waktu itu, Aksan Sjuman menjadi drummer. Namun, kemudian kiprahnya bersama Dewa 19 harus berhenti karena gaya bermusiknya yang dinilai lebih condong ke musik jazz. Hal itu dianggap kurang cocok dengan Dewa 19. Ia dikeluarkan sejak tahun 1998. Meski begitu, Aksan nggak berhenti berkarya. Sejak tahun 2001 sampai sekarang, Aksan aktif menjadi drummer dari grup musik Potret. 

Dalam sajian Music is Indonesia, Wong Aksan nggak sendirian. Ia berkolaborasi dengan Raul Renanda. Pernah denger namanya belum? Raul dikenal sebagai seorang yang sangat multitalenta. Dia bisa menjadi seorang arsitek, desainer, seniman, dan penulis. Beberapa karyanya yang mungkin sudah pernah kamu lihat adalah Teater Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Rollingstone Cafe, Emeralda Golf Locker Room, dan masih banyak lagi. Dalam industri desain dan arsitektur, Raul sudah pernah bekerja sama juga dengan beberapa perusahaan di luar negeri. 

Karyanya nggak berhenti di situ. Sebagai seorang penulis, Raul sudah mempublikasikan dua buku pada tahun 2009 dan 2014. Di bidang fotografi, Raul sudah melakukan empat kali pameran. Dua di antaranya merupakan pameran tunggal yang dilangsungkan di FX Senayan Mall dan Roseville BSD. Keren nggak? Masih ada lagi, lho, prestasinya. Ia menjadi pemenang dalam Silver Award by the Prix de la Photographie Paris 2014. Di industri musik, Raul juga punya karya yang nggak kalah keren. Ia menciptakan beberapa lagu untuk grup musik bernama The Architects Play. Dia juga membuat aransemen musik klasik untuk "Kenyang di Warung".

Dua talenta hebat Indonesia itu dipertemukan dalam penggarapan Music is Indonesia. Dalam setiap episode, keduanya akan mencoba untuk menyajikan elemen visual yang dipadukan dengan musik indah tentang jiwa para insan kreatif Indonesia. Lewat video yang mereka sajikan dapat dirasakan bagaimana musik bisa berpadu dan terkoneksi dengan alam, flora, dan fauna. Keduanya akan menjadi sutradara dalam penggarapan video series ini. 

Untuk episode perdana, Raul Renanda juga tampil sebagai seorang pelukis dalam video itu. Sedangkan, Aksan Sjuman menggarap bagian musik. Hasil akhirnya luar biasa. Alunan musik yang disajikan nggak cuma memiliki kesan megah tetapi juga bisa membuat penonton merinding. Musik yang dihadirkan dalam episode ini adalah musik piano dengan empat tangan yang dimainkan oleh dua pianist wanita. Ada unsur-unsur suara alam yang dimasukan untuk menambah suasana terasa semakin nyata bagi penonton.

Selain itu, musik video ini juga menyajikan visual yang nggak main-main. Pesona destinasi wisata Bromo Tengger Semeru digambarkan dengan cukup jelas selama video diputar. Lautan pasir yang menjadi khas dari destinasi ini ditampilkan dengan visual yang epik. Ditambah lagi, ada pemandangan hijau dari deretan gunung di kawasan ini yang ikut disorot. Jangan lupa juga dengan kuda-kuda yang dipacu di di tengah pasir. Semua dikemas menjadi sebuah harmonisasi yang indah.


Setelah menyaksikan video karya Aksan Sjuman dan Raul Renanda yang mempertontonkan pesona Bromo Tengger Semeru, rasanya ingin segera merasakan langsung dan mengeksplorasi sisi-sisi unik dari destinasi yang berada di Jawa Timur ini.


Bagi yang gemar mendaki, bisa coba untuk menaklukkan trek menuju Gunung Bromo atau mencoba untuk mendaki ke puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa yakni Gunung Semeru. Menantang, bukan? Jangan lupa siapkan memori kamera yang banyak yah karena ada banyak sekali spot foto yang sayang kalau nggak diabadikan. Nantikan juga video selanjutnya dari Music is Indonesia.