Satu lagi hybrid event #DiIndonesiaAja yang sukses menyita perhatian publik yakni World Kids Carnival (WKC) 2020. Ini adalah karnaval anak pertama dan terbesar yang dilaksanakan secara virtual. Bagi beberapa orang, acara ini mungkin masih agak asing karena memang baru pertama kali diadakan pada tahun 2020. Namun, begitu disebutkan siapa yang mencetuskan ide untuk menggelar WKC, sebagian besar orang mungkin akan mengenal. Penggagasnya adalah manajemen Jember Fashion Carnaval (JFC). Betul sekali, JFC merupakan salah satu karnaval yang rutin dilaksanakan di Jember, Jawa Timur. Acara tahunan ini selalu sukses menjadi daya pikat wisata Jember. 

 

Jember Fashion Carnaval Jadi Penggagas World Kids Carnival

Karena pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia pada tahun 2020, akhirnya manajemen Jember Fashion Carnaval  punya gagasan untuk menyelenggarakan karnaval virtual pertama yang tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. JFC ingin memberikan hiburan sekaligus menyemangati anak-anak di seluruh dunia melalui sebuah event virtual yang menyenangkan. Akhirnya, lahirnya World Kids Carnival yang menyuguhkan parade unik yang menampilkan seni, budaya, serta bakat dari anak-anak usia 5-12 tahun dari berbagai negara. 

Nggak sendirian, pihak JFC juga menggandeng sebuah organisasi non-profit dari Jepang yakni World Kids Museum (WKM) untuk menyukseskan gelaran ini. Lewat agenda baru yang diinisiasi oleh JFC ini diharapkan masyarakat secara umum dan anak-anak secara khusus bisa mendapatkan semangat untuk terus berkarya meski di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, WKC juga bertujuan untuk menyuarakan perdamaian dan persatuan antar anak-anak di berbagai negara. JFC berharap event yang melibatkan ratusan anak ini bisa membangun organisasi anak internasional yang nantinya dapat berperan dalam kegiatan pameran maupun event anak-anak lainnya di dunia. 

 

WKC Tetap Semarak Diikuti Peserta dari 13 Negara di 5 Benua

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada ratusan anak yang terlibat dalam WKC 2020. Nah, anak-anak itu tak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari 13 negara yang mewakili lima benua yakni Asia, Australia, Amerika, Afrika, dan Eropa. Para peserta sudah membuat video bercerita, bernyanyi, menari, ngobrol dan berinteraksi  yang kemudian ditampilkan pada saat penyiaran WKC. Dipandu oleh Riko dan Bila, acara dibuka dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” lalu diikuti dengan theme song WKC 2020 yakni lagu “We Are All One” karya Shin Ikesue yang dinyanyikan dalam lirik Bahasa Indonesia. Lagu itu menjadi pembawa pesan persaudaraan dan persatuan untuk seluruh anak-anak di dunia. 

Setelah sambutan dan pembukaan selesai, satu per satu video anak-anak dari berbagai negara yang sudah terlebih dulu direkam diputar secara berurutan. Dimulai dari perwakilan Benua Amerika yakni Kanada, lalu berpindah ke Asia yang dimulai dari Jepang, Filipina, dan India. Setelah itu, saatnya anak-anak dari Australia yang menunjukkan semangat dan bakat mereka. Anak-anak menyanyikan lagu “Jangan Menyerah” yang dipopulerkan oleh D’Masiv. Acara masih berlanjut, ada penampilan dari perwakilan Eropa yang dibuka oleh Hungaria, kemudian Serbia, dan ditutup dengan video dari Bosnia dan Herzegovina. Berpindah ke Afrika, video pertama yang ditampilkan berasal dari Uganda, kedua Nigeria, ketiga Sinegal, dan diakhiri dengan video dari Afrika Selatan. Di sela-sela pemutaran video dari berbagai negara, ada pula penampilan dari JFC talents yang memperagakan busana, bernyanyi, dan menari di atas panggung utama yang berada di Jember.  

Musik yang dimainkan oleh DJ ketika peragaan busana berlangsung juga memberi nuansa yang beda. Hujan yang sempat turun di tengah pagelaran tak menyurutkan semangat anak-anak untuk menunjukkan penampilan terbaik mereka. Meski acara yang dilaksanakan di Kota Cinema Mall Jember pada 22 November 2020 ini berlangsung tanpa ada penonton, kemeriahan dan keseruannya tetap bisa dirasakan. Keceriaan dan penampilan istimewa yang disuguhkan oleh semua JFC talents di atas panggung sangat luar biasa. Di akhir acara, WKC  juga memberikan sedikit bocoran soal JFC tahun 2021, lho. Tahun 2021, JFC akan mengambil tema "Virtue Fantasy". 

 

Pesona Wisata Jember

Sembari datang ke Jember buat nonton JFC, nggak ada salahnya untuk mengeksplorasi tempat wisatanya juga. Bagi penyuka pantai, Jember memiliki beberapa pantai yang populer di kalangan wisatawan. Ada Pantai Malikan yang berada di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan.

Ada Pantai Watu Ulo yang dikenal memiliki susunan batu yang memanjang dan menjorok ke pantai sehingga sekilas bentuknya mirip tubuh ular. Di dekat Pantai Watu Ulo, ada Pantai Payangan yang dikelilingi bukit hijau. Bagi penggemar bodysurfing, sempatkan untuk mampir ke Pantai Bandealit.

Cuma pantai? Tenang, masih ada atraksi lain yang nggak kalah menarik. Salah satunya adalah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Ini adalah pusat penelitian kopi dan kakao satu-satunya di Indonesia, lho. Tempat ini bisa menjadi alternatif untuk wisata edukasi. Lokasinya ada di Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Jember.  

Bagaimana dengan destinasi untuk wisatawan yang lebih suka datang ke dataran tinggi atau pegunungan? Tenang saja, Jember punya Perkebunan Teh Gunung Gambir. Di sini ,pengunjung bisa jalan-jalan sambil menikmati udara segar, berkemah, atau bersepeda. Kalau mau menginap, ada vila yang disewakan. 

 

Jember sangat luar biasa ya? Selain sukses dengan Jember Fashion Carnaval, pada tahun 2020 juga sukses melahirkan Words Kids Carnival yang melibatkan 13 negara sekaligus. Kerennya lagi sebagai kabupaten anggota segitiga emas Jawa Timur, Jember juga memiliki banyak destinasi wisata yang sayang kalau nggak dieksplorasi. Kalau membutuhkan info dan tips wisata di Jember atau destinasi lain, mampir ke #DiIndonesiaAja ya.