ARTJOG merupakan festival seni kontemporer berkelas internasional yang rutin diselenggarakan setahun sekali #DiIndonesiaAja tepatnya di Yogyakarta. Perhelatan yang berada di bawah naungan Yayasan Hita Pranajiwa Mandaya ini selalu berhasil memberikan dampak baik bagi ekonomi kreatif dengan menggaet puluhan hingga ratusan ribu wisatawan buat datang ke Yogyakarta. Pada tahun 2019 lalu, sebanyak 101.500 wisatawan nusantara maupun mancanegara datang ke ARTJOG MMXIX yang diselenggarakan selama satu bulan di Jogja National Museum. Kebayang kan ramainya kayak gimana? 

Festival yang udah eksis selama 13 tahun ini akan kembali menyuguhkan karya-karya seni menakjubkan untuk publik, lho. Karya dari seniman dalam dan luar negeri siap buat dipamerkan pada 8 Juli hingga 31 Agustus 2021. Tahun ini, ARTJOG MMXXI akan mengusung tema “Time (to) Wonder” di mana para seniman diajak buat memaknai waktu yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya seni kontemporer. Nggak sabar banget pengen melihat hasilnya.Oya, tema “Time (To) Wonder) sebenarnya adalah tema buat ARTJOG 2020. Gara-gara ada pandemi, ARTJOG MMXX | Time (to) Wonder ditunda deh sampai tahun 2021 ini. 

 

Sejarah ARTJOG

Tahu nggak sih? Sebelum menjadi festival seni yang populer seperti saat ini, ARTJOG cuma bagian dari Festival Kesenian Yogyakarta. Waktu itu namanya masih Jogja Art Fair (JAF). Pertama diadakan pada tahun 2008. Pada waktu itu, JAF menjadi pekan raya seni rupa kontemporer pertama di Indonesia, lho. Karya yang dipamerkan merupakan karya dari para seniman yang berpartisipasi melalui proses panggilan terbuka. Di tahun berikutnya, pameran seni ini sudah berdiri sendiri dan nggak menjadi bagian dari FKY lagi. Kemudian, pada tahun 2010 terjadi transformasi yang lebih besar. Jogja Art Fair berubah nama jadi ARTJOG kayak yang dikenal sekarang ini.

ARTJOG pertama digelar selama kurang lebih dua pekan, dari tanggal 16-29 Juli 2010 bertempat di Taman Budaya Yogyakarta. Tajuk yang diambil pada waktu itu adalah "Indonesia Art Now". Ada 158 karya seni yang dipamerkan. Di tahun berikutnya, pameran seni ini semakin besar. Nggak cuma terbatas pada lukisan, ada instalasi dan video yang disuguhkan untuk pengunjung. Makin mantap pokoknya.

ARTJOG 2012 nggak kalah menarik. Sebanyak 192 karya seni yang terdiri dari instalasi, foto, patung, dan lukisan dipamerkan di TBY dari tanggal 4-28 Juli. Pada tahun 2013, ARTJOG sudah mulai melibatkan seniman dari berbagai negara, antara lain Australia, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2014 dan 2015, ARTJOG terus dibanjiri oleh pengunjung. Karya-karya seni yang dipamerkan juga semakin beragam. Bahkan, pada ARTJOG 2015, istri mendiang John Lennon juga ikut mempresentasikan karyanya yang berjudul "Wish Tree". 

Setelah enam kali digelar di TBY, pada tahun 2016, ARTJOG berpindah ke lokasi baru yakni Jogja National Museum (JNM). Tempat inilah yang kemudian secara rutin digunakan untuk penyelenggaraan ARTJOG di tahun-tahun berikutnya. Pada penyelenggaraan ke-12 yakni pada tahun 2019, ARTJOG udah memposisikan diri sebagai sebuah Festival Seni Rupa Kontemporer Internasional. Keren! Ada sebuah tema besar yang digarap dari tahun 2019 hingga 2021 yakni "Arts in Common". Tema besar itu punya patokan tiga kata yaitu 'ruang', 'waktu', dan 'kesadaran'. Dari patokan itulah muncul sub-tema buat tiga festival. Di tahun pertama, subtema yang diangkat adalah “common | space” yang mewakili gagasan terkait 'ruang'. Di festival berikutnya yang akan diselenggarakan tahun ini, subtema yang dipilih adalah “time (to) wonder”.

 

Kilas Balik ARTJOG

ARTJOG 2021 merupakan lanjutan dari tema besar yang sudah ditetapkan pada tahun 2018 dan 2019 silam. Tema “Time (to) Wonder” masih punya keterkaitan sama tema “Common | Space” yang diusung pada ARTJOG 2019. Ada 39 seniman seni rupa dari dalam dan luar negeri yang terlibat dalam festival tersebut. 

Selain memamerkan ratusan karya seni, ARTJOG juga punya program-program menarik yang berbeda setiap tahunnya, lho. Pada ARTJOG 2019 yang diselenggarakan pada 25 Juli hingga 25 Agustus 2019 lalu misalnya, ada Special Project yang melibatkan lima seniman lintas disiplin yaitu Handiwirman Saputra, Riri Riza, Sunaryo, Teguh Ostenrik dan Piramida Gerilya. ARTJOG MMXIX juga menghadirkan serangkaian program edukatif dan interaktif. Ada Meet the Artist, Curatorial Tour, dan LeksiKon. ARTJOG juga menggandeng beberapa kelompok seniman untuk mengadakan lokakarya yang dapat diikuti oleh publik. 

Yang nggak kalah menyedot perhatian adalah program Daily Performance yang menampilkan setidaknya 88 penampil. Melalui program ini, pengunjung bisa menikmati bentuk lain dari karya seni kontemporer yang nggak terbatas pada satu medium saja. Ada musik, tari, drama, dan lain sebagainya.

Satu lagi yang nggak boleh terlewat dari ARTJOG MMXIX adalah program Young Artist Award, penghargaan untuk seniman muda terbaik yang menjadi peserta di ARTJOG. Ada tiga karya yang terpilih. Pertama, karya "Whirlwind of Time" yang dibuat oleh Andrita Yuniza Orbandi. Karya instalasi ini berbentuk seperti pusaran angin puyuh yang disusun dengan ranting pohon. Karya kedua berjudul "Hama Memberkati" karya Natasha Tonte. Karya yang satu ini menceritakan tentang kondisi seandainya manusia punah dan kehidupan dilanjutkan sama kecoa. Yang terakhir adalah karya Enka Komariah yang berjudul Juxtaposed #1 - #3. Karya ini berbentuk lukisan yang menggambarkan perubahan sosiokultural. Keren semua, kan? Kayak banget deh kalau karya itu menyabet penghargaan.

Pada tahun 2020 silam, pihak penyelenggara ARTJOG mengumumkan penundaan ARTJOG “Time (to) Wonder” hingga tahun 2021 ini. Namun, ada pameran lain yang dilangsungkan dari 8 Agustus hingga 10 Oktober 2020. Pameran dengan tema “Resilience” tersebut nggak kalah seru dari ARTJOG lainnya karena menggandeng 75 seniman lokal. Karena masih dalam situasi pandemi, ada pembatasan pengunjung yang bisa masuk ke Jogja National Museum. Buat yang nggak bisa datang langsung, ada presentasi audio visual yang bisa dinikmati dari rumah melalui media sosial dan website resmi ARTJOG. 

Dalam ARTJOG 2020, ada beberapa program yang dilakukan secara virtual yaitu Curatorial Tour dan Meet the Artist. Selain itu, ada program istimewa yakni ARTCARE. Ini merupakan program spesial yang digarap sebagai salah satu wujud kepedulian seniman dan pegiat seni untuk mereka yang terkena dampak Covid-19. 

 

Tempat Wisata Sekitar Jogja National Museum, Yogyakarta

Jogja National Museum yang rutin jadi ‘rumah’ buat ARTJOG berada di lokasi yang cukup strategis dan dekat dengan beberapa destinasi wisata unggulan Yogyakarta. Berjarak sekitar 1,9 kilometer dari JNM, ada spot wisata sejarah yaitu Museum Benteng Vredeburg. Museum yang diresmikan pada tahun 1992 ini punya berbagai macam koleksi unik, lho. Ada bangunan, realia, visual, sampai diorama. Jalan sedikit dari museum, ada pasar buat belanja oleh-oleh dan batik yaitu Pasar Beringharjo. 

Datang ke Kota Gudeg, nggak akan lengkap deh kalau nggak membuat agenda buat makan gudeg. Nggak jauh dari JNM maupun Museum Benteng Vredeburg, ada sentra gudeg Wijilan. Kalau berangkat dari JNM, hanya butuh waktu kurang lebih delapan menit naik mobil. 

Selama menjelajahi berbagai destinasi dan melihat-lihat karya seni di ARTJOG 2021, jangan lupa dengan protokol kesehatan, ya! Pakai masker udah jadi hal wajib. Cuci tangan dan jaga jarak dengan pengunjung lain juga nggak boleh dilupakan.

Siapkan diri buat kembali menikmati ratusan karya seni yang menakjubkan dari para seniman dalam dan luar negeri. Nantikan juga berbagai program menarik yang akan dilaksanakan selama ARTJOG 2021 berlangsung.